Embun Salju di Pegunungan Dieng
Pada Kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Embun Salju di Pegunungan Dieng, fenoma yang unik dan juga jarang ditemui oleh para wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Memasuki puncak kemarau di Dataran Tinggi Dieng, yang diperkirakan jatuh pada pertengahan hingga akhir bulan Agustus, di Dataran Tinggi Dieng akan terjadi fenomena alam yang unik yakni frost atau masyarakat Dieng biasa menyebutnya embun salju atau bun upas.
Memasuki puncak kemarau di Dataran Tinggi Dieng, yang diperkirakan jatuh pada pertengahan hingga akhir bulan Agustus, di Dataran Tinggi Dieng akan terjadi fenomena alam yang unik yakni frost atau masyarakat Dieng biasa menyebutnya embun salju atau bun upas.
Disebut
embun salju karena embun tersebut membeku layaknya salju yang menempel
di pucuk-pucuk daun dan rerumputan yang ada di Dataran Tinggi Dieng, putih membentang terhampar di sepanjang lahan
pertanian dan padang ilalang. Pemandangan langka itu biasa terjadi
antara bulan Agustus sampai bulan September dan menjadi daya tarik bagi wisatawan,
terutama bagi mereka yang belum pernah melihat salju.
Hamparan
tanaman kentang dan padang ilalang di Dieng akan berubah menjadi
hamparan embun putih yang beku. "Bagi tanaman kentang, embun ini
memiliki dampak buruk," kata Ony Wiyono, petugas Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Wonosobo.
Pasalnya, tanaman itu tak tahan
terhadap embun tersebut lantaran bisa layu, membusuk dan mati. Makanya
embun ini disebut juga bun upas atau dalam bahasa Jawa berarti racun.
Terlepas dari itu, pesona Dieng pada puncak kemarau musim ini cukup
mengagumkan.
Para penggemar fotografi bisa mengabadikan segala sisi kawasan Dieng yang memutih dan dingin. Frost
atau embun salju ini bisa dilihat dibeberapa titik yakni kawasan Candi Arjuna, lapangan Dieng dan sekitar terminal Telaga Warna. "Sudah empat
hari embun upas turun di kompleks candi," kata Sekretaris Kelompok Tani
Kentang Perkasa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Kabul
Suwoto.
Embun Salju di Pegunungan Dieng diperkirakan masih akan turun
mengingat kondisi cuaca masih sangat dingin. Masyarakat Dieng sudah
sangat akrab dengan kejadian unik ini. Tanda-tandanya, pada siang hari
suhu udara akan mencapai 22-24 derajat celsius, sementara pada malam
hari suhu bisa mencapai minus lima derajat celsius.
Saat pergi jalan-jalan ke Dataran Tinggi Dieng selain melihat
pemandangan pegunungan yang memanjakan mata pastinya ingin sekali melihat
fenomena-fenomena alam yang muncul Di Dieng. Pernahkan Anda merasakan
udara yang teramat dingin dengan suhu di bawah nol derajad di Wilayah
Indonesia. Mungkin akan terdengar tidak masuk akal jika salah satu
daerah di belahan Bumi Indonesia ini memiliki suhu udara minus atau di
bawah nol derajad celcius kecuali jika kita mengunjungi puncak Jaya
Wijaya di Irian Jaya yang tidak semua orang bisa megjangkau daerah
gunung tersebut.
Hanya dengan mengunjungi Dataran Tinggi Dieng yaitu daerah pegunungan
yang berada di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo Anda bisa mencicipi
udara dibawah nol derajad dan bisa di katakan suhu udara minus. Jangan
kaget fenomena alam seperti ini benar adanya. Ajaklah keluarga serta
rekan Anda untuk mengunjungi Dieng saat musim kemarau tiba yaitu
perkiraan akan jatuh di Bulan Agustus dan September.
Dibalik suhu udara yang teramat dingin di Dieng, disinilah Anda dapat
menemukan sebuah keajaiban-keajaiban alam yang tercipta di negeri
Dewata ini yaitu Embun Salju di Pegunungan Dieng. Percaya tidak percaya Dataran Tinggi Dieng
akan bersalju saat musim kemarau tiba. Karena suhu udara minus hal ini
yang menyebabkan embun-embun pagi akan membeku yaitu dengan membentuk
kristal-kristal es. Kristal-kristal es tampak tebal menyelimuti area
Dieng Plateau.
Di saat inilah para wisatawan pergi berbondong-bondong menuju Dataran Tinggi Dieng, tidak hanya menyaksikan keindahan sunrise sikunir
saja akan tetapi merekan akan menyempatkan diri untuk menonton fenomena
langka salju Dieng. Apalagi para fotografer, mereka sangat suka dengan
mengabadikan hamparan kristal-kristal es Dieng.